Tentara-tentara Pemilik Klub Sepak Bola

Reporter: Rio Apinino tirto.id - 14 Oct 2017 06:05 WIB
Diperbarui 16 Oct 2017 13:42 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Selain PS TNI di Indonesia, ada pula klub sepakbola profesionaldi Thailand, Singapura dan Malaysia yang dimiliki tentara.

tirto.id - Penyerangan suporter PSMS Medan yang mengakibatkan satu orang suporter Persita meninggal di Stadion Mini Persikabo, Cibinong, Rabu (11/10) lalu memunculkan kembali gugatan terhadap keterlibatan tentara dalam kompetisi sepakbola profesional.

Berdasarkan pengakuan sejumlah saksi, termasuk pihak yang bertanggung jawab, penyerangan dilakukan oleh tentara, lebih tepatnya anggota Kostrad TNI.

Tentara-tentara ini bisa hadir di tribun penonton sekaligus menjadi suporter PSMS bukan tanpa sebab. Keduanya direkatkan secara struktural oleh Edy Rahmayadi, pembina PSMS Medan sejak 2015, sekaligus Ketua Umum PS TNI. Di satu sisi, Edy juga masih menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Tentara dan sepakbola di Indonesia memang tak pernah bisa lepas. Tentara (juga polisi) bahkan mengikuti kompetisi profesional di Indonesia. Padahal, keikutsertaan dalam kompetisi harus berhadapan dengan masalah legalitas. Kesebelasan yang bermain di sana harus berbadan hukum karena klub memang dimaksudkan salah satunya sebagai entitas bisnis. Sementara menurut UU TNI, tentara dilarang keras untuk melakukan hal itu.

Baca juga: "Suporter Ditonjok, Ditendang, dan Dipukul Pakai Bambu"

Terlepas dari persoalan tersebut, kesebelasan "angkatan" yang bermain di kompetisi profesional ternyata tidak hanya ada di Indonesia. Berdasarkan penelusuran tim riset Tirto, di ASEAN saja setidaknya ada tiga negara lain yang mirip PS TNI.

Di Malaysia, tentaranya punya klub sepakbola bernama Persatuan Bola Sepak Angkatan Tentera Malaysia (Malaysian Armed Forces Football Association Team). Tim sepakbola yang dijuluki The Gladiators ini berdiri sejak 1920. Ketuanya bernama Raja Mohd Affandi Mohd Noor, Panglima Angkatan Tentera Malaysia.

Prestasi tertinggi yang pernah mereka capai adalah juara Liga Premier, liga level kedua di bawah Liga Super, tahun 2012. Mereka juga sempat memperoleh gelar juara di FAM Cup pada 1997 dan Sultan Haji Ahmad Shah Cup tahun 2013.

Di Thailand, ada dua klub sepakbola yang berkaitan dengan angkatan bersenjata. Pertama, Army United F.C., gabungan dari tim sepak bola milik Angkatan Darat dan juga Kepolisian. Ketika berdiri pada 1916, klub ini diberi nama Royal Thai Army, kemudian baru pada 2010 berganti nama menjadi Army United.

Sekarang, klub ini dikepalai oleh Jenderal Tentara Chalermchai Sitthisart. Tahun lalu, klub yang berlaga di Thai League 2 ini hanya berhasil menempati posisi ke-16.

Ada lagi FC Royal Thai Navy. Pemain dari klub yang berdiri pada 1937 ini berasal dari Angkatan Laut Thailand.

Baca juga: Catatan Bentrok Suporter Olahraga yang Melibatkan Tentara

Prestasi klub sepakbola tentara yang paling mentereng di kawasan ASEAN mungkin dimiliki oleh Warriors FC, asal Singapura. Klub yang berdiri pada 1975 ini menjuarai S-League sebanyak 9 kali, dengan tambahan tiga kali juara National Football League.

Awalnya, klub ini dinamakan Singapore Armed Force Sports Associations (SAFSA). SAFSA sengaja didirikan untuk memfasilitasi personel Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Force) yang ingin bermain bola dalam iklim yang lebih kompetitif.

Sebelum liga resmi bernama S-League berdiri pada 1996, Warriors FC bermain di President Cup dan National Football League.

Baca juga: Suporter Persita Tewas, Pangkostrad: Jangan Menyudutkan TNI

Piala Dunia Tentara

Selain klub, ada juga kompetisi sepakbola yang pesertanya adalah tim tentara dari berbagai negara. Kompetisi ini mirip seperti Piala Dunia, di mana mereka yang bertanding mewakili negara masing-masing, bukan klub yang dibela.

Kompetisi ini bernama World Military Cup, berstatus kompetisi non-FIFA, dan diselenggarakan oleh International Military Sports Council (CISM). Seperti juga Piala Dunia, World Military Cup diselenggarakan tiap empat tahun sekali.

Berdasarkan keterangan di situs resmi CISM, milsport.one, kompetisi ini pertama kali diselenggarakan pada 1946 di Praha, Ceko. Ketika itu, angkatan bersenjata Inggris Raya sukses menjadi juara, menjungkalkan tim militer Ceko di babak final.

Awal tahun ini, kompetisi kembali digelar di Oman dengan peserta sebanyak 16 tim yang terbagi dalam empat grup. Ke-16 tim tersebut adalah Oman, Bahrain, Guinea, Perancis, Aljazair, Jerman, Korea Utara, Iran, Qatar, Mali, Irlandia, Amerika Serikat, Suriah, Mesir, Polandia, dan Kanada.

Tuan rumah sukses menjadi juara setelah mengalahkan Qatar di babak final dengan skor 4-1 melalui adu penalti.

Baca juga artikel terkait Ps Tni atau tulisan menarik lainnya Nurul Qomariyah Pramisti
(tirto.id - nqm/rio)

Reporter: Rio Apinino
Penulis: Rio Apinino
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti