Sejarah International Kissing Day 6 Juli dan Tujuan Peringatannya

Kontributor: Ilham Choirul Anwar tirto.id - 05 Jul 2022 15:10 WIB
Diperbarui 06 Jul 2022 14:26 WIB

View non-AMP version at tirto.id

International Kissing Day diperingati 6 Juli dan apa tujuan peringatannya?

tirto.id - International Kissing Day atau Hari Berciuman Internasional diperingati setiap 6 Juli. Di hari tersebut, sebagian orang di seluruh dunia merayakan gerakan sederhana ini untuk memberikan ciuman bagi orang yang disayanginya. Misalnya dari istri kepada suami dan sebaliknya, atau dari orang tua kepada anaknya.

Ciuman bisa beragam bentuknya. Ciuman formal dilakukan pada pipi. Atau, ciuman lebih intim ditunjukkan dalam interaksi pasangan suami istri.

Dikutip dari National Today, praktik berciuman termasuk praktik kuno yang akan lestari sampai kapan pun. Kehadirannya bukan hanya sekadar menunjukkan romantisme untuk sepasang kekasih yang saling mencintai. Lebih dari itu, ciuman memiliki makna yang jauh lebih kuat dari sekadar romansa dan dapat dipraktikkan oleh siapa pun.

Praktik berciuman telah dikenalkan orang-orang Romawi masa lalu dan meluas di Eropa. Saat itu ciuman digambarkan dalam tiga bentuk: osculum (kecupan ramah di pipi), basium (ciuman penuh kasih di bibir), dan savium (ciuman paling bergairah di mulut).

Pada masyarakat Romawi, indikator status sosial turut ditunjukkan melalui kapan, di mana, dan bagaimana seseorang mencium.

Sejarah Hari Berciuman Internasional

Hari Berciuman Internasional dirayakan pertama kali pada tahun 2006. Kala itu istilah "ciuman" peringatan ini difokuskan untuk ciuman pada hubungan antara sepasang kekasih. Situs Day of The Year menuliskan, salah satu fakta penelitian yang muncul di waktu tersebut yaitu 5 persen orang di atas usia 45 tahun setidaknya berciuman 31 kali dalam sepekan.

Kendati demikian, budaya mencium ternyata bukan hanya dikaitkan soal romantisme saja. Dalam kalangan kelas atas, sudah menjadi hal lumrah jika di antara mereka saling mencium di setiap pipi ketika bersapa. Tradisi ini seakan kembali kepada kebiasaan di zaman lampau.

Begitu pula ciuman menjadi bersifat universal saat dikaitkan dengan keluarga. Anak-anak sering mendapatkan ciuman penuh cinta dari kedua orang tuanya. Meski kebiasaan mencium ini memudar seiring anak menjadi dewasa, namun tidak lantas menghentikan sama sekali kebiasaan untuk mencium.

Dengan demikian, ciuman merupakan gerakan sederhana yang mampu menghubungkan ikatan sosial dalam arti yang luas. Pasangan kekasih, hubungan persahabatan, hingga pertalian anak dengan orang tua tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan mencium. Hanya saja, mencium dan berciuman tetap harus diletakkan pada waktu, tempat, dan objek yang tepat dengan mengikuti norma yang berlaku.

Budaya dan adat berciuman di berbagai belahan cukup unik. Situs Awareness Days menuliskan, pria atau wanita di Italia dan Yunani biasa saling berciuman di bibir saat saling menyapa. Di Prancis, ciuman mengambang pada setiap pipi merupakan bentuk salam adat.

Lain lagi di Vietnam, ciuman seperti umumnya pasangan kekasih hanya boleh dilakukan secara pribadi. Hal ini berlaku pula untuk kebiasaan di Cina dan Jepang. Namun di Belanda, orang-orang lebih memilih menyapa dengan mencium tiga kali.

Sebagian antropolog modern meyakini jika ciuman merupakan pengembangan dari "ciuman orang Eskimo". Ciuman tersebut berupa praktik menggosok hidung lalu menarik napas satu dengan yang lain. Cara serupa ditunjukkan pula pada penduduk Kepulauan Pasifik sebagai bentuk salam.

Baca juga artikel terkait International Kissing Day 2022 atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/ica)

Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra