tirto.id - Sikap nasionalisme berkembang dari mulai bermunculannya negara nasional di Eropa dan terus berkembang ke berbagai negara. Setiap bangsa yang mencintai tanah airnya akan memiliki rasa nasionalisme.
Nasionalime merupakan gejala psikologis dalam wujud rasa persamaan sekelompok manusia, yang memunculkan kesadaran sebagai bangsa. Persamaan itu bisa hadir dari pengalaman sejarah sehingga melahirkan persatuan dan cita-cita bersama yang ingin diterapkan pada negara yang berbentuk negara nasional.
Nasionalisme memiliki unsur-unsur pembentuknya. Dalam modul Nasionalisme Bahan Ajar Latsar Gol. III Angkatan ke-37 (BPS), unsur nasionalisme terdiri dari perasaan nasional, watak nasional, batas nasional, bahasa nasional, peralatan nasional, dan agama.
Sementara itu, nasionalisme di bebagai negara memiliki tujuan:
- Menjamin kesanggupan dan kekuata mempertahankan masyarakat nasional dalam melawan musuh dari luar. Hal ini akan memunculkan sikap rela berkorban untuk negara.
- Menjauhkan dari ekstrimisme yang menuntut berlebihan dari warga negara baik individu atau kelompok.
Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli
Para ahli memaknai definisi nasionalisme dalam berbagai uraian seperti dikutip jurnal Nasionalisme Ristekdikti:
1. Hans Kohn
Nasionalisme adalah suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara.
2. Smith
Nasionalisme adalah sebuah pergerakan ideologi dalam mencapai pemerintahan sendiri dan kemerdekaan bagi suatu golongan atau sebagian kelompoknya yang mendeklarasikan diri mereka sebagai bangsa yang sebenarnya, atau bakal bangsa seperti bangsa-bangsa lain.
3. Snyder
Nasionalisme merupakan satu emosi yang kuat yang sudah mendominasi pikiran dan tindakan politik pada kebanyakan rakyat, semenjak revolusi Prancis
4. Boyd Shafer
Nasionalisme itu multi makna. Hal tersebut tergantung pada kondisi objektif dan subjektif setiap bangsa.
Sejarah Nasionalisme di Dunia
Melansir laman jurnalNasionalisme di Dunia dan Indonesia, nasionalisme tumbuh dan terbentuk melalui ruang dan waktu yang tidak sama. Nasionalisme di Barat berkembang lebih dahulu ketimbang di negara Timur, termasuk indonesia. Nasionalisme di Barat mulai muncul antara tahun 1776- 830 terutama di Eropa dan Amerika.
Penyebabnya kala itu dipicu proses integrasi dari berbagai kerajaan hingga membantu sebuah negara nasional. Proses transisi dari kerajaan ke negara nasional memunculkan kelas menengah. Lalu, perkembangan nasoinalisme Barat berjalan melalui tiga fase:
1. Fase hancurnya banyak kerajaan di zaman akhir abad pertengahan.
Saat itu, setelah kerajaan hancur diikuti denga berdirinya negara-negara nasional. Ciri utamanya tampak pada identifikasi bangsa melalui sosok perorangan yang berkuasa.
2. Fase kekacauan perang Napoleon yang berakhir tahun 1914
Di fase ini muncul sosok Jean Jacques Rousseau (1712-1778) sebagai peletak dasar dari nasionalisme modern. Rousseau menolak seorang penguasa atau kelas yanng berkuasa sebagai bentuk identifikasi bangsa dengan rakyat. Pendapat tersebut lantas menjadi prinsip dasar dalam Revolusi Prancis.
Pada fase kedua, identitas bangsa bukan lagi terlihat dari perilaku penguasa. Namun, identitas tampak melalui perilaku masyarakat tertentu yang sedang berperan besar saat itu. Nasionalime d fas ini kerap disebut nasionalisme kelas menengah.
3. Fase sosialisasi pada bangsa
Pada fase ketiga, nasionalisme di Eropa menjadi ungkapan dari tuntutan massa untuk juga ikut mengambil peran sedemikian rupa. Dukungan dari massa ini tercermin dari setiap kebijakan politik dan ekonomi bangsa yang berkaitan dengan dorongan massa, akan mendapatkan loyalitas dari massa tersebut.
Hardjosatoto, dalam Buku Sejarah pergerakan Nasional Indonesia Suatu Analisa Ilmiah (1985) mengatakan, nasionalisme di waktu itu cenderung mengelu-elukan kepentingan bangsa sendiri. Sikap yang muncul cenderung sempit dan congkak, lalu berkeinginan mengadu kekuatan dengan bangsa lain.
Sementara itu, nasionalisme di dunia timur seperti Asia Tenggara dan Indonesia, nasionalisme kerap diistilahkan dengan kabangkitan nasioal. Nasionalime di Timur muncul akibat reaksi dari kolonialisme dan imperialisme. Saat itu berbagai negara di Timur harus menghadapi berbagai bentuk penjajahan dari bangsa asing.
Nasionalisme di timur juga diikuti dengan sikap anti-kolonialisme dan anti-imperialisme. Setiap negara yang terjajah ingin mengusir musuhnya dan mendapatkan kemerdekaannya. Nasionalis di timur menjadi fenomena yang tampak di abad 20.
Terutama di Indonesia, nasionalisme mulai terasa dengan kehadiran organisasi Boedi Utomo di tahun 1908. Setiap kurun waktu tertentu, bentuk nasionalisme memunculkan starategi yang berbeda.
Berikut peran nasionalime dalam memengaruhi strategi di Indonesia menurut kurun waktunya:
- 1908-1945: Pemersatu, melawan penjajah, sikap patriotisme.
- 1945-1949: Semangat mempertahankan kemerdekaan melalui sikap heroisme, cinta bangsa dan tanah air.
- 1950-1965: Spirit mempertahankan negara nasional/negara kesatuan melalui cinta bangsa dan tanah air.
- 1966-1995: Semangat persatuan, solidaritas, partisipasi rakyat dalam pembangunan.
- 1995-1998: Semangat perubahan atau reformasi, dan antikorupsi, antikolusi, mau pun antinepotisme. Semangat untuk demokratisasi cukup dominan.
- 1999-sekarang: Ekses reformasi: Strategi yang cerdas, partisipasi rakyat (publik) untuk melakukan pengawasan, dan berperan memberi masukan bagi kebijakan publik, lalu menghormati HAM, Hukum,dan proses demokrasi. Hadir pula dimensi rasionalitas, idealitas realistis, keterbukaan.