Mengenal dan Mengatasi Luka Inner Child Dalam Diri

Kontributor: Dinda Silviana Dewitirto.id - 19 May 2020 13:01 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Inner child merupakan akumulasi peristiwa-peristiwa baik maupun buruk yang dialami anak dan membentuk pribadi mereka hingga dewasa. 

tirto.id - Inner childmerupakan sisi kepribadian seseorang yang beraksi dan terasa seperti anak kecil. Dengan kata lain, inner child juga diartikan sebagai sisi kekanak-kanakan dalam diri seseorang

MelansirPsychology Today, inner child adalah akumulasi peristiwa-peristiwa baik maupun buruk yang dialami anak dan membentuk pribadi mereka hingga dewasa.

Peristiwa yang terjadi dan dialami oleh anak akan tertanam di alam bawah sadar hingga dewasa, sehinggainner childakan berpengaruh terhadap kepribadian dan cara bersikap seseorang dalam hidupnya.

Ketika anak kecil mengalami trauma, luka yang timbul seharusnya dapat disembuhkan. Sebab, jika pengalaman-pengalaman menyedihkan yang dialami si kecil tidak diatasi dengan baik, bisa jadi ia akan tumbuh dengan rasa trauma dan justru menyebabkan masalah di masa dewasa.

Ada banyak hal yang mempengaruhi kondisi batin anak, dan menyebabkannya trauma. Beberapa di antaranya disebabkan oleh cedera emosional seperti berikut melansir dari Better Help:

· Kehilangan orang tua

· Kekerasan fisik atau kelalaian

· Penyalahgunaan atau pengabaian emosional

· Pelecehan seksual

· Penyakit serius

· Intimidasi yang parah

· Bencana alam

· Perpisahan keluarga

· Menjadi korban kekerasan

· Penyalahgunaan zat dalam rumah tangga

· Kekerasan dalam rumah tangga

· Penyakit mental anggota keluarga

· Merasa terisolasi dari keluarga mereka

Bagaimana mengetahui bahwa batin seseorang terluka?

Tanda bahwa seseorang sedang memiliki batin bisa dilihat dari berbagai hal, di antaranya menunjukkan rasa harga diri yang rendah, citra tubuh yang buruk, suasana hati yang tidak stabil dan cenderung emosional, serta tidak dapat membedakan serius dan bercanda.

Selain itu, memiliki masalah dengan nafsu makan juga menjadi salah satu tanda adanya rasa trauma. Hal lainnya adalah sebagai berikut melansir Lifelabs Psychologies:

- Melukai diri sendiri

- Kesulitan psiko-seksual

- Menjadi seseorang yang bukan dirinya, atau memakai topeng

- Masalah identitas

- Menjadi pemberontak/ penindas

- Masalah keintiman

- Masalah komitmen

- Kurangnya kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain

- Perilaku criminal

- Kebohongan berlebihan

- Menjadi terlalu berlebihan

- Menjadi sangat kompetitif dan kalah, ketergantungan atau kecanduan pada hal-hal yang buruk, kurangnya teman sejati, perilaku obsesif, takut figur otoritas, menjadi manipulatif, pasif, atau agresif.

Bagaimana cara mengatasi luka inner child?

Terdapat lima cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi luka inner child menurut Ideapod. Berikut adalah di antaranya:

1. Mengkoneksikan kembali dengan masa kecil

Salah satu yang dapat dilakukan untuk mendukung cara ini adalah dengan perjalanan waktu melalui khayalan Anda. Anda dapat membayangkan kembali, dan mengingat-ingat apa saja yang membuat Anda sedang ketika masih muda.

2. Identifikasi inner child Anda dengan spesifik

Ada beberapa pola masa anak-anak yang sama di semua orang pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah:

- Anak yang disia-siakan: biasanya muncul akibat tidak mendapat perhatian yang cukup dari orang tuanya akibat kesibukan, hingga kekerasan dalam rumah tangga.

- Anak yang riang: anak ini pada umumnya sehat dan sering diabaikan saat dewasa.

- Anak penakut: banyak dikritik dan sering merasa cemas ketika tidak mendapat dukungan.

3. Tulis surat kepada inner child Anda

Anda dapat melakukan ini dalam bentuk permintaan maaf jika Anda merasa menjalani kehidupan yang tidak menghormati inner child Anda.

Atau Anda bisa menulis surat sederhana yang menjelaskan bahwa Anda ingin membangun hubungan yang lebih kuat dengan inner child Anda dalam kehidupan Anda hari ini.

4. Perhatikan perasaan Anda

Jika inner child Anda sensitif dan rentan, penting untuk memperhatikan ketakutan dan rasa tidak aman inner child Anda serta kegembiraan dan perasaan takjub yang sering muncul.

Tanya inner child Anda dengan sering tentang perasaan yang dialami, sehingga Anda akan lebih memperhatikan kebutuhan diri sendiri.

5. Berhati-hati dalam mendengar kritik yang muncul dari dalam diri

Ada banyak kritikan kepada diri sendiri yang juga muncul dari dalam diri sendiri. Penting untuk mendengarkan suara ini, pada saat yang sama ketika Anda mendengarkan suara inner child Anda.

Semua suara ini layak didengar, dan dengan mendengarkannya, Anda akan memberi mereka ruang untuk membentuk perasaan Anda.

Baca juga artikel terkaitInner Childatau tulisan menarik lainnyaDinda Silviana Dewi
(tirto.id - dsl/wta)

Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari