KPU Pontang-Panting Yakinkan Publik Soal Kotak Suara Kardus

Reporter: Riyan Setiawan tirto.id - 17 Dec 2018 18:45 WIB

View non-AMP version at tirto.id

KPU mendemonstrasikan kekuatan kotak suara kardus dengan menyemprotnya dengan air serta mendudukinya.

tirto.id - Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menggunakan kotak suara berbahan karton kedap air dikritik sejak berhari-hari yang lalu. Kotak suara itu dinilai tidak kuat dan membuat potensi terjadinya kecurangan semakin besar.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Lena Maryana adalah salah satu yang meragukan itu. Kepada reporter Tirto, Senin (17/12/2018), ia mengatakan soal kekuatan dan kualitas kotak suara "jadi kepedulian kami."

Dari kubu oposisi, Andre Rosiade, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, mengatakan KPU perlu lebih keras dan transparan dalam memastikan kualitas kotak suara berbahan kardus tersebut.

"Publik cuma butuh guarantee dan penjelasan KPU," ucap Andre kepada reporter Tirto, Minggu (16/12/2018) lalu.

Pernyataan dua politisi tersebut dilatari kejadian di Kabupaten Badung, Bali, pada 11 Desember lalu. Ketika itu 2.065 kotak suara ada di gudang logistik KPUD rusak akibat terendam banjir. Begitu juga yang terjadi di Bantul, DIY.

Dosen Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing bahkan meminta kotak suara sebaiknya kembali pakai aluminium saja. "Bagaimanapun aluminium lebih kuat daripada karton," katanya, kemarin.

Dengan motivasi ingin membuktikan kalau apa yang dituduhkan salah, Ketua KPU Arief Budiman melakukan sejumlah demonstrasi di kantornya, siang tadi. Ia menyemprot, bahkan hingga menduduki kotak suara tersebut di hadapan wartawan.

Ia awalnya menyemprot kotak suara dengan air dari selang yang mengucur cukup deras. Hasilnya, bagian dalam kotak suara memang kering.

"Enggak tembus, kan?" ujar Arief sambil mengangkat dan menunjukkan isi kotak yang terbuka kepada awak media.

Soal terendam banjir seperti yang terjadi di Bali, menurut Arief kerusakan itu juga bisa terjadi pada kotak suara aluminium. "Semua tidak bisa menghindari kalau masalahnya sebesar itu, mau bahannya aluminium atau apa pun," katanya.

Arief tidak berhenti sampai situ. Setelah menyemprotkan dengan air, kotak suara tersebut juga diduduki. Kaki Arief menggantung sehingga beban tubuhnya sepenuhnya ditanggung kotak suara. Beberapa pejabat KPU lain juga melakukan hal yang sama.

Hasilnya, kotak suara memang tidak penyok atau rusak. Arief mengatakan kotak suara bisa menahan beban kurang lebih 80 kilogram.

Setelah melakukan itu, Arief menjelaskan lagi mengapa mereka memutuskan memakai karton sebagai bahan dasar kotak suara. Alasan utama adalah ia lebih efisien dan murah ketimbang kotak aluminium.

"Kemarin kita pakai aluminium itu harganya lebih mahal. Kalau ini kan bisa sekali pakai. Bahan ini ringan dan mudah didistribusikan," ujar Arief.

Arief mengatakan, KPU sudah merancang kotak suara agar fleksibel. Tujuannya biar mudah didistribusikan. Kotak suara bisa dilipat, dan jika ingin dibentuk lagi, tinggal dirangkai seperti semula, kemudian diikat menggunakan tali tis.

Arief juga menjelaskan bahwa dalam pengembalian kotak suara ke KPU, masyarakat tak perlu khawatir terjadi kecurangan. Soalnya, ini dikawal oleh aparat dan KPU.

"Ini kan diikat pakai tali tis, biar tidak kebobolan," tuturnya.

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2018, kotak suara terbuat dari bahan karton kedap air yang pada satu sisinya bersifat transparan. Memiliki bentuk kotak yang kokoh pada setiap sisinya dengan ukuran 40 x 40 x 60 cm.

Kotak berwarna putih dengan tulisan KPU di salah satu sisi dan jendela plastik mika di sisi depan.

Baca juga artikel terkait Kotak Suara atau tulisan menarik lainnya Rio Apinino
(tirto.id - rio/ryn)

Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino