Kemenkes Sebut Virus Corona COVID-19 Memasuki Gelombang II

Reporter: Alfian Putra Abdi tirto.id - 03 Mar 2020 19:25 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan pada Gelombang II seseorang bisa mengidap gejala Corona COVID-19 dengan suhu yang relatif rendah bahkan normal.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengatakan fenomena virus Corona atau COVID-19 memasuki tahap yang disebut sebagai Gelombang II atau second wave.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan hal tersebut ditandai dengan perubahan gambaran klinis antara Gelombang I atau first wave dengan Gelombang II.

"Beberapa kasus [Gelombang II] menunjukkan gejala dan ada yang tanpa gejala, tapi positif. Ini yang menyebabkan orang bisa bergerak ke mana-mana," ujarnya di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).

Ia menjelaskan ketika Gelombang I seseorang akan mudah terbaca oleh thermal scanner bila suhu tubuhnya mencapai 37 derajat celcius ke atas. Sementara pada Gelombang II seseorang bisa mengidap gejala Corona COVID-19 dengan suhu yang relatif rendah bahkan normal.

Ia mencontohkan, kejadian Gelombang II terjadi pada pria asal Jepang yang berlibur ke Pulau Dewata Bali. Pria tersebut tidak terdeteksi thermal scanner meski mengalami gejala batuk dan pilek.

Pria Jepang itu sempat diobati, tapi dianggap gejala biasa, tidak memerlukan perawatan jalan, dan cukup minum obat saja. Namun ketika kondisinya semakin tak memungkinkan, yang bersangkutan didiagnosa terjangkit SARS Coronavirus Tipe 2 (SARS-CoV-2).

Menurut Yuri, SARS-CoV-2 merupakan penyebab terjadinya COVID-19. Ada perubahan penamaan dalam Gelombang II ini. Hal ini pula yang mendorong fenomena turunnya angka korban pengidap Corona di Cina dan sebaliknya, angka yang meninggi di luar negara itu.

"Gejala yang ditimbulkan berubah. Semula sakit keras. Sekarang tak ada gejalanya. Sehingga cenderung sebutkan virusnya," ujar dia.

Namun meski pada Gelombang II mengalami proses pendeteksi yang tak mudah, dengan gejala yang minim ketimbang Gelombang I. Yuri mengatakan daya fatal virus tersebut pada gelombang sekarang cenderung menurun bahkan diasumsikan bisa setara dengan penyakit influenza biasanya.

Oleh sebab itu, Yuri mengatakan penanganannya pun harus dibuat responsif dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). PCR merupakan teknik untuk mendeteksi mikroorganisme tertentu secara cepat di dalam tubuh.

"Dalam 24 jam sudah bisa selesai, dan didapatkan hasil pemeriksaannya," ujarnya.

Baca juga artikel terkait Wabah Virus Corona atau tulisan menarik lainnya Alfian Putra Abdi
(tirto.id - apa/abd)

Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Abdul Aziz