Hasrat Seksual Si Pengutil "Jeroan"

Reporter: Alexander Haryanto tirto.id - 30 Sep 2016 08:20 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Fetisisme adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah perilaku seksual yang melibatkan benda-benda seperti celana dalam, stoking, pantyhose, bra, atau barang-barang lainnya. Menurut American Psychiatric Association (APA), fetisisme merupakan bentuk gangguan jiwa.

tirto.id - Ketika sang mantan tak kunjung merespons cintanya, seorang mahasiswa pascasarjana berinisial MA (29) memilih melampiaskan rasa kecewa itu dengan cara yang tak biasa. Menjelang dini hari, pria itu berjalan menyusuri rumah-rumah, mencari jemuran, lalu mengutil satu per satu pakaian dalam wanita yang berjejer rapi di jemuran itu.

Perilaku unik nan aneh itu diketahui setelah aksinya di sebuah indekos putri Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta diketahui warga. Akibat ulah itu, ia ditangkap dan digiring ke kantor polisi.

Guna melakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi membongkar habis kamar kosnya. Mereka terkejut setelah menemukan sekitar 300 pakaian dalam wanita yang tersimpan rapi. Menurut pengakuannya, aksi itu telah berlangsung selama setahun.

Kejadian itu bukanlah yang pertama. Beberapa pekan lalu, seorang pria berusia 50 tahun bahkan dijemput ajal setelah warga menghujaninya dengan bogem mentah. Pria yang tidak diketahui identitasnya itu diduga mencuri beberapa bungkus kopi dan celana dalam milik Ny Sukini. Setelah koma, ia akhirnya tewas di Rumah Sakit Hardjolukito Yogyakarta.

Hal yang sama juga terjadi di Cina, seorang pria bernama Jiang terpaksa ditahan setelah terbukti mencuri dompet penumpang bus di halte kota Fuzhou. Saat diinterogasi, polisi memintanya untuk melepaskan jaket tebalnya.Polisi terkejut setelah mendapati Jiang menyembunyikan 6 bra sekaligus di dalam jaketnya. Ketika ditanya, Jiang mengaku mencuri seluruh pakaian dalam itu di jemuran tetangganya.

Selain Jiang, warga Jepang bernama Tomohiro Honma juga harus meringkuk di jeruji besi setelah pihak berwajib memergoki 200 bra dan celana dalam wanita di rumahnya. Terkait dengan itu, Honma mengaku, mencuri pakaian dalam dapat membantu memuaskan hasrat seksualnya.

Kelainan apa yang diderita Jiang dan kawan-kawan ini?

Menurut beberapa pakar, mereka yang berperilaku seperti itu dinamakan fetisisme, yakni sebuah penyimpangan perilaku seksual yang melibatkan benda-benda seperti celana dalam, stoking, pantyhose, bra, atau barang-barang lainnya.

Menurut American Psychiatric Association (APA), fetisisme merupakan bentuk gangguan jiwa. Beberapa orang yang mengidap fetisisme ini bahkan bisa sangat terangsang ketika menyentuh, melihat bahkan memakai sendiri celana dalam itu.

Pengidap fetisisme juga bisa terangsang ketika melihat adegan wanita yang sedang menjemur pakaian dalamnya. Para penderita akut biasanya rela mencuri untuk membangkitkan berahi mereka.

Seorang pengidap fetisisme biasanya tidak dapat mencapai puncak kepuasan bila tidak menggunakan barang-barang yang sesuai dengan fantasinya. Sebisa mungkin, para pengidap ini harus mendapatkan barang keinginannya. Tidak hanya pakaian dalam, objek fantasinya pun berbeda-beda.

Seperti yang dilaporkan oleh futurescopes.com, benda mati lain yang paling digandrungi para fetisisme adalah sepatu, mereka menemukan gairah ketika melihat sepatu bot setinggi lutut, sandal bertali dan stiletto merah. Bahkan sepatu tumit Lucite juga dipercaya dapat meningkatkan daya rangsang. Selain itu, ada pula celana kulit, korset, masker, sarung tangan dan kain sutra.

Sementara organ tubuh yang paling digemari fetisisme adalah kaki. Mereka yang mengalami fetisisme jenis ini sangat menikmati hubungan intim dengan cara menjilati kaki, mencium bahkan mengigitnya.

Menurut Joseph Plaud, Direktur of Applied Behavioral Konsultan di Whitinsville, Massachusetts dan seorang psikolog klinis, percaya bahwa kaki dan alat kelamin terhubung erat dalam sirkuit otak sehingga menarik daya rangsang.

Selain kaki, pusar juga menjadi organ yang disukai. Bagian tubuh ini biasanya menjadi fokus utama dari hasrat seksual, beberapa penderita bahkan bisa terangsang hanya dengan melihat dan menyentuh pusar wanita. Para penderita jenis ini biasanya menggosok dan menjilat pusar pasangannya hingga masturbasi. Beberapa penderita bahkan meneteskan madu, saus cokelat, cream dan cairan lainnya ke di sekitar pusar dan kemudian menjilatnya.

Selain itu, adapula gerontopilia. Fetisisme jenis ini adalah kebalikan dari pedophilia, dimana para penderitanya sangat bergairah ketika melakukan hubungan seksual dengan lansia. Mereka amat memiliki daya tarik terhadap wanita yang lebih tua darinya.

src="https://mmc.tirto.id/image/2016/09/29/Fetis-02.jpg" width="860" /

Faktor Penyebab

Menurut Dr Mark Schwartz, seorang psikolog di St. Louis mengatakan, pasien yang menderita fetisisme biasanya sering menjadi korban trauma seksual di masa lalu dalam hidupnya. Kejadian ini pada akhirnya memberikan dampak buruk terhadap perilaku seks yang menyimpang.

"Biasanya, ketika seseorang memiliki pola gairah aneh, ada sesuatu di masa lalu mereka yang telah membuat mereka rentan terhadap sesuatu yang menyimpang, atau sesuatu yang tidak biasa terjadi," kata Schwartz dikutip dari ABC News.

Schwartz mengatakan, fenomena itu kadang-kadang semakin diperburuk oleh Internet, di mana mereka sering berkomunikasi dan berinteraksi dengan kelompok yang juga memiliki keinginan seksual yang aneh.

Seorang psikolog, Barry McCarthy sekaligus penulis buku "Men's Sexual Health”, memperkirakan jumlah penderita fetisisme telah mencapai 2 sampai 4 persen laki-laki di dunia, mereka memiliki kecendrungan mengidap fetisisme. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa para penderita biasanya memiliki sifat tertutup dan cenderung pemalu.

"Fetis biasanya berkembang di masa kanak-kanak atau remaja dan dikendalikan oleh kombinasi dari kerahasiaan tinggi, erotisme tinggi dan rasa malu yang tinggi," kata McCarthy.

Menurut McCarthy, banyak dari pasangan wanita yang mengeluh karena ini, penderita fetisisme biasanya tidak benar-benar menikmati hubungan seksual. "Dia ada di sana secara fisik tapi dia tidak benar-benar ada." kata McCarthy.

Meski demikian, fetisisme tidak bersifat permanen dan bisa diobati, tetapi semua itu tergantung dari individu masing-masing, jika mereka benar-benar berniat sembuh dan menginginkan sebuah kehidupan seksual yang sehat. Maka penderita ini akan bisa disembuhkan.

McCarthy menggambarkan, penderita fetisisme mirip seperti "heroin seksual," mereka bisa seperti kecanduan obat. Jika memiliki hasrat yang kuat, maka mereka bisa disembuhkan.

"Orang-orang menyerah menggunakan heroin karena mereka menyadari itu benar-benar menyakiti kehidupan mereka," katanya.

Baca juga artikel terkait Fetisisme atau tulisan menarik lainnya Nurul Qomariyah Pramisti
(tirto.id - nqm/ale)

Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti