tirto.id - Jalur Gaza selama ini menghadapi blokade militer Israel selama 16 tahun sejak 2006. Lantas, darimana Hamas memperoleh senjata yang digunakan untuk menyerang Israel?
Menurut militer Israel, Hamas menembakkan lebih dari 3.500 roket dan menghajar 4 kota, salah satunya Tel Aviv.
Serangan pada Sabtu, (7/10/2023), yang bertepatan dengan perayaan Yahudi, Simchat Torah, turut menyisakan sejumlah tanda tanya, selain kegagalan teknologi Israel dalam menangkal serangan Hamas.
Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah asal muasal senjata yang digunakan Hamas untuk menyerang Israel. Pasalnya, wilayah Jalur Gaza yang menjadi markas Hamas sudah lama menjalani blokade darat dan udara oleh pihak Israel.
Selain meluncurkan roket, Hamas juga melakukan penyerbuan darat dan ternyata sudah menyiapkan diri untuk perang jangka panjang.
"Kami siap untuk semua opsi, termasuk perang habis-habisan. Kami siap melakukan apa pun yang diperlukan untuk martabat dan kebebasan rakyat kami," kata salah seorang juru bicara Hamas, Saleh al-Arouri, dikutip AP News.
Hamas Gunakan Senjata NATO dan AS?
Skenario terkait asal muasal senjata Hamas diutarakan mantan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. Ia mengklaim senjata NATO dan AS yang dikirim ke Ukraina telah digunakan untuk menyerang Israel.
Pria yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia itu menyebutkan via Telegram,"Baiklah, teman-teman NATO, apakah Anda sudah selesai bermain?".
Seperti dikutip laman Eurasiantimes.com, senjata yang dipasok untuk Ukraina juga aktif dipakai di Israel. Sembari mengingatkan, Medvedev menilai kemungkinan senjata tersebut bisa berakhir seperti yang ditinggalkan pasukan AS di Afghanistan.
Tak hanya itu, Medvedev menuduh pemerintah Ukraina turut terlibat dalam perdagangan gelap rudal, tank, dan pesawat yang berasal dari Kyiv.
Sementara Duta Besar Israel untuk Rusia, Alexander Ben Zvi, menyangkal keras tudungan tersebut. Ia mengaku tidak memiliki informasi sama sekali terkait senjata-senjata yang dikirim ke Ukraina yang justru malah jatuh ke tangan Hamas.
Di lain sisi, Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina (HUR) menyatakan tuduhan Rusia adalah bagian dari strategi untuk melemahkan posisi Ukraina di Timur Tengah.
Kyiv Post melaporkan, tujuan utama Rusia adalah menuduh militer Ukraina secara teratur menyediakan senjata Barat untuk Hamas.
Mereka menilai Moskow telah sengaja menyebarkan narasi tersebut dan ingin membuat keraguan negara-negara Barat yang selama ini menyuplai senjata untuk Ukraina.
"Sebagai bagian dari kampanye disinformasi Kremlin, tuduhan palsu ini seharusnya menjadi dasar dari sejumlah "artikel pengungkapan" dan "investigasi" di media Barat," bunyi pernyataan resmi HUR, dikutip Kyiv Independent.
Menurut badan intelijen Ukraina tersebut, mereka berkata sebaliknya. Rusia adalah pemasok senjata-senjata Barat yang disita di Ukraina dan diberikan kepada Hamas dalam upaya mendiskreditkan Kyiv.
"Provokasi lain dari musuh bertujuan untuk mendiskreditkan Angkatan Bersenjata Ukraina dan membuat mitra-mitra Barat menghentikan bantuan militer ke negara kami," tambah HUR.