Benarkah Tenggorokan Lembab Dapat Cegah Virus Corona?

Penulis: Irma Garnesiatirto.id - 30 Jan 2020 05:00 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Terkait penyebaran virus Corona, Indonesia saat ini masih dalam fase preventif dan deteksi.

tirto.id - Seiring dengan banyaknya informasi yang beredar terkait Virus Corona, banyak pula informasi yang disinyalir palsu. Salah satunya rilis yang diklaim berasal dari Kementerian Kesehatan. Informasi tersebut dibagikan oleh akun Facebook ‎Hasby Al Abbiyaallah‎ di grup HABAR BANUA +6 KALIMANTAN (arsip). Dalam unggahannya, Hasby menulis:

"*Pemberitahuan Kementerian Kesehatan kepada publik bahwa virus Corona influenza kali ini serius. Metode pencegahannya adalah menjaga tenggorokan tetap lembab, jangan sampai tenggorokan Anda mengering. Dengan demikian jangan menahan dahaga Anda karena begitu membran di tenggorokan Anda kering, virus akan menyerang ke dalam tubuh Anda dalam waktu 10 menit. Minumlah 50-80 cc air hangat, 30-50 cc untuk anak-anak, sesuai umur.*

*Setiap kali Anda merasa tenggorokan Anda kering, jangan menunggu, simpan air di tangan.*

*Jangan minum banyak pada satu waktu karena itu tidak membantu, alih-alih terus menjaga kelembapan tenggorokan. Hingga akhir Maret, jangan pergi ke tempat-tempat ramai, memakai topeng yang diperlukan terutama di kereta atau transportasi umum.*

*Hindari makanan yang di goreng atau pedas dan tambahkan vitamin C.*

*Gejala / deskripsi adalah :*

  1. Demam tinggi berulang-ulang.
  2. Batuk lama setelah demam.
  3. Anak-anak cenderung.
  4. Orang dewasa biasanya merasa tidak nyaman, sakit kepala dan sebagian besar berhubungan dengan pernapasan.
  5. Sangat menular."

Informasi yang diunggah Hasby pada 27 Januari tersebut telah dilihat sebanyak 35,2 ribu kali dan telah dibagikan sebanyak 51 kali. Informasi serupa juga dibagikan oleh akun Facebook Halimah Matus Sakdiah (arsip), akun Facebook Sebut Saja Ahmed (arsip), dan akun Instagram @ajietejo (arsip) pada 28 Januari. Unggahan di platform Instagram ini sempat dikomentari warganet dan mendapat 699 Likes.

Fakta

Terkait sejumlah disinformasi isu virus Corona yang beredar, Tirto telah menghubungi Kabid Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Busroni pada Senin (20/1/2019). Ia mengatakan bahwa masyarakat hendaknya berhati-hati dalam memilah informasi yang beredar di dunia maya terkait virus tersebut.

"Banyak informasi yang tersebar di internet terkait Virus Corona, namun yang patut dipercayai adalah yang bersumber dari situs Kemenkes berikut ini (link),” sebut Busroni. Sementara dari situs Kemenkes sendiri, tidak ada informasi yang menerangkan bahwa Virus Corona dapat dicegah dengan menjaga kelembaban tenggorokan.

Masih dari laman Kemenkes, Virus Corona atau lengkapnya Novel Coronavirus (2019-nCoV) adalah virus baru penyebab penyakit saluran pernapasan. Novel Coronavirus merupakan satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS. Virus ini berasal dari Cina.

Gejala klinis yang dapat terjadi dari penyebaran virus ini diantaranya demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, serta kelelahan. Bagaimanapun, Coronavirus dapat dicegah dengan beberapa cara:

  • Sering cuci tangan dengan sabun
  • Gunakan masker bila batuk atau pilek
  • Konsumsi gizi seimbang, perbanyak sayur dan buah
  • Hati-hati kontak dengan hewan
  • Rajin olehraga dan istirahat cukup
  • Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak
  • Bila batuk, pilek, dan sesak napas, segera mengunjungi fasilitas kesehatan
Kemenkes juga menyarankan bagi WNI yang melakukan perjalanan ke Cina untuk menggunakan masker bila berada di kerumunan orang. Kemudian, apabila mengalami penyakit pernapasan selama di Cina atau setelah kembali ke tanah air, segera hubungi petugas kesehatan dan sampaikan riwayat perjalanan. Selain itu, disarankan untuk tidak mengunjungi pasar hewan.

Lebih lanjut, Dokter Mariya Mubarika, Staf Khusus Menteri bidang SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menyatakan bahwa saat ini Indonesia masih dalam fase preventif dan deteksi terkait penyebaran virus Corona.

"Sehingga belum bisa bertindak responsif. Untuk penanggulangan wabah itu kan, ada regulasinya. Harus jelas kita berada di fase apa. Ada fase prevent, detect dan respond," ujar dr. Mariya saat dihubungi Tirto, Selasa (29/1/2020).

Menurut Inpres Nomor 4 Tahun 2019 tentang penanganan wabah dan pandemik global dan International Health Regulation tahun 2005, dalam fase pencegahan (prevent), negara membentuk sebuah regulasi, undang-undang atau kebijakan apapun yang dapat mendukung implementasi tata kelola globah penanganan wabah.

Kemudian, dalam fase deteksi (detect), Negara harus mendeteksi setidaknya tiga gejala utama yang mengindikasikan potensi kedaruratan kesehatan masyarakat berdasarkan standar internasional. Hal ini dilakukan dengan analisis rutin dan pelaporan data pengawasan secara berkala.

Ketiga, fase responsif (respond). Fase ini baru akan dilakukan jika suatu negara sudah terdampak sebuah wabah.

Hingga saat ini, kata Mariya, belum ada bukti bahwa Wuhan Coronavirus sudah masuk ke Indonesia. “Jadi kita masih di tahap prevent dan detect,” ujar Mariya.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran kami, rilis yang beredar di media sosial bukan berasal dari Kemenkes. Pencegahan Virus Corona sendiri tidak dilakukan dengan menjaga tenggorokan agar tetap lembab, namun dengan menerapkan kebersihan dan pola hidup sehat seperti yang telah dipaparkan. Oleh karena itu, informasi yang beredar tersebut bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkaitPeriksa Faktaatau tulisan menarik lainnyaIrma Garnesia
(tirto.id - irg/ign)

Penulis: Irma Garnesia
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara