Apollo 11 Membawa Langkah Kecil untuk Lompatan Umat Manusia

Penulis: Ahmad Zaenudin tirto.id - 16 Jul 2018 00:00 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Sampai di bulan.
Di antara nyata dan
kabar bualan.

tirto.id - “This is Apollo/Saturn Launch Control. We are now less than 16 minutes away from the planned lift-off for the Apollo 11 space vehicle,” kata Jack King, Public Affair Officer misi Apollo 11.

All is well at Houston. You are good at 1 minute,” kata Bruce McCandless, Capsule Communicator.

Apollo 11 could now get into orbit,” kata King.

Pada 16 Juli 1969, tepat 49 tahun lalu, Apollo 11 meluncur ke angkasa dari Cape Kennedy, Amerika Serikat. Misi yang diawaki Commander Neil Armstrong, Command Module Pilot Michael Collins, dan Lunar Module Pilot Edwin "Buzz" Aldrin punya satu tujuan: menjejak kaki di Bulan dan memenuhi permintaan Presiden John F. Kennedy pada 25 Mei 1961, “kembali selamat ke Bumi.”

Apollo 11, selain membawa tiga awak, juga membawa perlengkapan penjelajahan di Bulan antara lain Lunar Module alias LM. Menggunakan LM, awak Apollo 11 akan melakukan siaran televisi dari Bulan ke Bumi, melakukan eksperimen komposisi angin Matahari, hingga percobaan seismik. Mengutip laman resmi NASA, Apollo 11 juga melakukan misi lain: mengumpulkan contoh material permukaan satelit Bumi ini.

Secara total, tanpa menghitung ketiga awak, Apollo 11 memiliki berat 28.801 kilogram. Bobot seberat itu, meluncur ke angkasa memanfaatkan roket Saturn-V. Roket yang mendapat sentuhan tangan Wernher von Braun. Von Braun bukanlah orang Amerika Serikat. Ia merupakan ilmuwan dari Jerman yang membantu di proyek-proyek ambisius Nazi.

Braun merupakan anak dari Magnus Freiherr von Braun, menteri pertanian Jerman sebelum era Hitler. Pada usianya yang ke-22, Braun memperoleh gelar doktor. Merujuk sebuah jurnal berjudul “Wernher von Braun, the SS, and Concentration Camp Labor: Questions of Moral, Political, and Criminal Responsibility” karya Michael J. Neufeld menceritakan ihwal von Braun yang memiliki sikap hormat pada Hitler. “Saya bertemu Hitler empat kali....Saya terkejut dengan kehebatan intelektualnya, suatu pengaruh nyata yang mengelilingi dirinya....Kesan saya tentang dirinya, ia adalah sosok Napoleon baru.”

Di awal masa Hitler berkuasa, Braun bergabung ke “SS-Reitersturn Lat Berlin-Halenseean SS Equestrian.” Pada 1937, ia dipromosikan menjabat sebagai direktur teknik fasilitas rahasia Nazi bernama Peenemtinde. Sebuah fasilitas yang pembuat roket milik Nazi. Pada 1942 Braun menciptakan roket V-2 bagi Nazi.

Selepas Nazi runtuh, Braun bekerja untuk kepentingan Amerika Serikat. Pengalaman membuat roket V-2 itulah yang digunakannya untuk membuat roket Saturn-V, roket yang membawa Armstrong dan rekan-rekannya pergi ke Bulan.

Saturn-V punya beberapa tahapan pembakaran roket. Tahap pertama disebut F-1 engines. Tahap kedua ialah pembakaran lima J-2s, dan tahap ketiga merupakan pembakaran J-2. Selama dua jam dan 44 menit selepas meluncur dari pangkalan, Apollo 11 mengaktifkan pembakaran roket Saturn-V lainnya yakni S-IVB selama 5 menit dan 48 detik. Hasilnya, Apollo 11 kemudian berada di orbit translunar. Di titik itu, awak Apollo 11 lantas melakukan siaran televisi berwarna pertama kali dari orbit. Setelahnya, Apollo 11 disibukkan dengan proses pendaratan di Bulan.

Hampir empat hari berselang, tepat pada 20 Juli 1969, Armstrong dan Aldrin berhasil menjejakkan kaki di Bulan, yang pertama bagi umat manusia.

Armstrong dan Aldrin berada di permukaan Bulan selama 21 jam dan 36 menit. Selepas berfoto, melakukan percobaan ilmiah, dan membawa contoh material Bulan, Apollo 11 kembali ke Bumi pada 24 Juli 1969. Apollo 11 mendarat di Samudera Pasifik, dan diselamatkan oleh kapal induk USS Hornet.

src="https://mmc.tirto.id/image/2018/07/15/apollo-11--mozaik--quita-01.jpg" width="860" alt="infografik mozaik apollo 11" /

Komputer dan Uang

Misi mengirim manusia ke Bulan bukanlah misi yang murah. Dalam misi itu, tercatat ada 400 ribu orang yang terlibat, mulai dari awak Apollo 11 hingga para teknisi dan ilmuwan yang memperhitungkan cara aman bagaimana mengirim Apollo 11 ke Bulan. Apollo 11 menelan biaya hingga 5 persen total pengeluaran Amerika Serikat kala itu.

Meskipun secara total biaya Apollo 11 tinggi, ini tidak berlaku dengan komputer utama pesawat luar angkasa itu, Apollo Guidance Computer (AGC). Sebagaimana dipaparkan Gizmodo, AGC hanya menelan biaya pembuatan sebesar $150 ribu, yang dengan perlengkapan komputer saat ini bisa dirakit ulang seharga $3 ribu.

AGC merupakan komputer kecil. Dalam publikasi Computer Weekly, “USB flash disk zaman ini jauh lebih bertenaga dibandingkan komputer yang sukses membawa manusia ke Bulan dan kembali ke Bumi itu.” Secara singkat, AGC merupakan komputer sederhana.

AGC ialah komputer pertama di dunia yang menggunakan integrated circuit atau IC (komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika). Ia mengusung kekuatan sebesar 1 MHz dengan dukungan RAM 4K dan ROM 32K, yang tentu saja sangat jauh bila dibandingkan dengan kekuatan smartphone zaman sekarang.

AGC dirancang oleh MIT Instrumentation Laboratory dan komputer itu kemudian memperoleh gelar “most advanced computer of its time.”vGelar “most advanced” tak terlalu berlebihan. AGC didaulat sebagai salah satu komputer awal yang sanggup melakukan kemampuan multitasking. Dengan dukungan sistem operasi bernama EXEC, AGC mempu melakukan delapan pekerjaan sekaligus. Jika dianalogikan dengan komputer masa kini, ia mampu membuka delapan aplikasi secara bersamaan.

AGC dirancang dengan mengusung prinsip kesederhanaan karena digunakan untuk misi khusus dan di tempat yang bukan sepatutnya manusia berada. AGC hanya memerlukan perintah yang diketik via keyboard pasangan kata benda dan kata kerja. Tak ada kode-kode rumit, tombol yang banyak, bekerja menggunakan komputer ini.

Namun, Apollo 11 tak hanya didukung teknologi AGC. Di pangkalan NASA, misi tersebut juga didukung oleh komputer raksasa bernama IBM System.360 Model 75s. Setidaknya, ada 3.500 karyawan IBM yang mendukung pengoperasian komputer ini.

Hasil misi Apollo 11 sebanding antara pengeluaran dengan hasil yang didapat. Hasil yang menurut surat yang ditulis bersama tiga awak Apollo 11 sebagai “kesempatan pertama untuk melakukan observasi secara langsung di permukaan Bulan.”

Ucapan Armstrong yang masyhur "That's one small step for a man, one giant leap for mankind" tak terpisahkan dari sebuah misi hampir lima dekade lalu yang sempat jadi kontroversi karena dianggap hanya bualan Amerika.

Baca juga artikel terkait Nasa atau tulisan menarik lainnya Suhendra
(tirto.id - dra/zae)

Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra